Jumat, 10 Agustus 2018

Eksploitasi Bangsa Barat di Afrika

Assamualaikum Wr Wb. Saya Muhammad Aulia hari ini sudah lama tidak menulis artikel di blog ini. Berhubung ada tema yang menarik maka saya akan menulisnya. Tema kita hari ini adalah tentang sejarah Benua Afrika di masa kolonial. Seperti kita ketahui Afrika dijuluki sebagai Benua Hitam oleh orang Eropa, julukan yang sangat berbau rasial karena kebanyakan orang Afrika berkulit hitam. Ya begitulah ornag Barat menganggap selalu dirinya yang paling hebat dan mulia.

Sebelum penemuan benua Amerika dan Australia, Afrika merupakan salah satu benua yang mempunyai peradaban besar tidak kalah dari dua benua lainnya, Eropa dan Asia. Peradaban Mesir Kuno merupakan salah satunya. Dan jalur perdagangan selalu mengalir antara tiga benua tersebut melalui laut Mediterania di tengah-tengah tiga benua tadi.

Lanjut ke pembahasan bangsa Barat ke Afrika, seperti kita ketahui Bangsa Barat hanya mengetahui tentang Afrika di bagian utara namun tidak di bagian pedalaman. Pada jaman penjelajahan awal dan eksplorasi Barat untuk mewujudkan 3G nya, Afrika utara dikuasai oleh orang-orang Moor, sebutan Islam bagi orang Barat di Afrika dan Semenanjung Iberia yang pernah menjadi wilayah Islam selama 7 abad. Namun karena usaha Reconquista, Iberia kembali menjadi milik Kristen kembali.

Dan segera berbagai ekspedisi dilancarkan untuk mencari jalur ke Asia baik melalui Barat maupun Timur dan orang Portugal, Diogo Cao sampai di daerah Afrika Barat(daerah sekitar Sungai Kongo dan Angola). Dilanjutkan ekspedisi selanjutnya oleh Bartelomou Dias sampai ke Tanjung Harapan, ujung Afrika.  Dan Vasco da Gama berhasil mencapai India tahun 1497.

Portugal kemudian mendirikan koloni Portugis di Angola dan Mozambik untuk mensupport pusat Portugis di Goa, India. Namun ketika Portugis menduduki Brazil, kebutuhan perbudakan sangat diperlukan untuk dipekerjakan di perkebunan dan segera dua koloni tadi dimanfaatkan untuk dieksopor budak ke Brazil, dan pada masa itu penjualan budak Afrika adalah hal yang wajar. Ya masa yang sangat gelap sekali pada saat itu.

Portugal juga berusaha merebut Maroko yang dekat dengan negerinya, namun sang Raja Sebastian tewas dalam pertempuran dan meninggalkan tahta Portugal dalam krisis karena sang raja tidak punya pewaris dan Raja Spanyol, Philip II mengklaim tahta Portugal menjadikan wilayah Koloni Portugal masuk ke dalam Spanyol juga. Pada saat itu, Spanyol merajai kekuatan dunia terutama pasukan daratnya.

Pada saat itu dengan hilangnya Portugal, dan Spanyol lebih memfokuskan penguasaan koloni di wilayah barunya di Amerika jadi Afrika hanya dikuasai oleh suku Asli dan suku-suku Arab di Utara yang terbagi-bagi ke banyak dinasti sampai nantinya disatukan dibawah Ottoman Turki dibawah rajanya Selim I dan Sulaiman yang Perkasa.

Setelah lepasnya pengaruh Ottoman di Afrika dan berkurangnya pengaruh Barat di Amerika terutama setelah keluar Doktrin Monroe yang dicetuskan oleh Presiden Amerika Serikat, James Monroe. Eropa setelah Perang Napoleon yang memakan korban jiwa dan biaya yang sangat banyak di tahun 1884, Konferensi Berlin mengesahkan tentang pembagian jatah "kue Afrika" untuk orang-orang Eropa dimana beberapa negara menjadi penguasa disitu namun Perancis dan Inggris mengambil lebih dahulu banyak wilayah karena meeka sudah mendapat wilayah sebelum Konferensi Berlin ini. Berikut gambarnya:


Hanya dua negara pada saaa itu yang belum yaitu Ethiopia yang diakui orang Barat sebagai negara Nasrani merdeka sebelum Italia dibawah Mussolini mengambil alih wilayah tersebut dan Liberia yang didirikan oleh mantan budak Amerika Serikat yang akhirnya diduduki oleh Inggris. Belgia mendapatkan Kongo yang diekslpoitasi habis-habisan untuk sang raja Leopold II, Spanyol hanya men dapatkan wilayah Maroko dan Sahara Barat yang sangat tidak berguna. Singkat kata begitulah proses Scramble for Africa tadi.

Bangsa Barat menjadikan Afrika sebagai eksploitasi SDA dan SDM namun ada juga yang menjadikan Arfrika untuk bahan riset dan penelitian untuk ilmu pengetahuan. Namun ya singkat kata, lebih banyak negatif dibandingkan dengan positifinya. Dan akhirnya setelah PD II negara-negara Afriak banyak yang menuntut merdeka dna berhasil namun masalah kemiskinan yang berkepanjangan menyebabkan Afrika sampai saat ini merupakan benua yang paling miskin diantara benua yang lainnya.

Hanya ini yang bisa saya sampaikan, terima kasih dan Wasaalamualaikum Wr. Wb.


Sabtu, 15 Juli 2017

Perlawanan Sosial di Era Kolonial Belanda Untuk Mencapai Kemerdekaan

Era Kolonial Belanda terbagi menjadi dua dimana pada periode pertama kita dijajah VOC (1602-1799). VOC adalah sebuah asosiasi pedagang-pedangang Belanda untuk menaungi dan mempersatukan mereka dari para pesaing pedagang-pedagang asing lainnya. Berpusat di Batavia, VOC berhak mengangkat gubernur di wilayah jajahannya dan bahkan mencetak mata uang. 

Setelah merebut Kerajaan Mataram dan Banten, VOC mulai memperlihatkan kesewenang-wenangaannya sebagai pendatang yang tidak mau menghormati warga setempat. Perlawanan pun terjadi dimana-mana. Mulai dari perlawananan aliansi Jawa-China pada Geger Pacinan 1740-1743 dimana warga China dibantai di Batavia. Perlawanan Sultan Ageng Tirtayasa di Banten juga dipatahkan lewat politik devide et impera (pecah belah dan jajahlah) yang berhasil. Di Makassar Kerajaan Gowa-Tallo juga berhasil ditaklukkan.

Pada akhir abad ke-18 terjadi Revolusi Perancis yang menyebar pahamnya ke seluruh Eropa termasuk negeri Belanda. Bahkan Napoleon sang Kaisar Revolusioner menduduki Belanda dan mendudukan adiknya Louis Bonaparte sebagai raja disana. VOC pun mengalami kebangkrutan dan kekayaanya diambil alih oleh pemerintah Belanda.

Pmerintah Kolonial Belanda hanya berlangsung selama 11 tahun  setelah pihak Inggris dibawah pimpinan Raffles menduduki pulau Jawa dan menduduki beberapa kota pemerintahan. Inggris sempat menerapakan beberapa perubahan dimana sistem feodal perlahan-lahan dihapuskan yang sempat membingungkan para raja-raja Jawa. Namun sesuai dengan Traktat London 1816, Hindia Belanda dikembalikan ke Belanda lagi. Mulailah kita merasakan pahitnya pendudukan langsung dibawah mahkota Belanda.

Van den Bosch, Gubernur Jenderal Hindia Belanda menerapakan sistem tanam paksa yang sangat membebani kaum rakyat Nusantara. Perlawanan pun terjadi dimana-mana. Perang Diponegoro(1825-1830) dan Perang Paderi (1821-1837) yang terjadi disaat bersamaan benar-benar merepotkan pihak pemerintah Belanda. Perlawanan Petani Banten 1888, Perlawanana Non-Fisik KH.Ahmad Rifai dari Kendal, Jawa Tengah yang pada akhirnya dibuang ke Ambon sampai beliau meninggal disana dan masih banyak lagi perlawanan benar-benar membuat Belanda dibuat kewalahan. Istilahnya 'Mau Untung Malah Buntung'. 

Perlawananan-perlawanan sosial ini baik dari segi agama maupun dari segi sosok pemimpin suatu daerah memang merepotkan, namun ternyata hal ini tidak meruntuhkan keeksistensian pihak Kolonial Belanda. Pada akhirnya terjadi juga protes terjadi didalam negeri sendiri dimana pihak Belanda akhirnya menerapkan sistem politik balas budi atau sering disebut politik Etis. Meski juga banyak desakan agar Indonesia diberi model dominion seperti jajahan Inggris, namun pemerintaha Belanda belum berani bersikap demikian, Belanda hanya membentuk sebuah dewan rakyat Volksraad yang sistemnya masih dikendalikan Belanda. Tetapi pada awal abad ke-20, sebuah era perjuangan baru timbul yang pada akhirnya tahun 1945 kita berhasil meraih kemerdekaan.

Demikian yang bisa saya sampaikan. Kritik dan Saran ditunggu. Terima kasih

Sabtu, 04 Maret 2017

Alexander Nevsky, Sang Penyelamat Timur dan Kristen Ortodox



Selamat malam, sudah lama saya tidak menulis di blog ini. Kali ini saya akan membahas tentang sejarah Eropa Timur abad pertengahan, tetapi kali ini saya akan membahas biografi seorang tokoh yang bernama Alexander Nevsky yang gambarnya berada diatas artikel ini. Siapakah Alexander Nevsky? Mari kita bahas,

Alexander Nevsky merupakan seorang pangeran Novgorod lahir di Pereslavl-Zalessky, Vladimir-Suzdal yang sekarang berada di wilayah Rusia. Kievan Rus yang menjadi cikal bakal modern sedang berganti menjadi Negara Novgorod. Negara ini mempunyai basis Kristen Ortodox yang cukup besar akibat hasil dari migrasi Kekaisaran Byzantium yang semakin melemah akibat tekanan dari orang-orang Saracen(sebutan orang Eropa untuk Arab Timur Tengah) dan Turki.

Pada sekitar abad ke-13,Bangsa Mongol yang sedang menuju puncak keemasan dibawah Jengis Khan merebut sebagian besar wilayah Novgorod dan menjadikan Novgorod negara bawahan Mongol tepatnya Mongol Gorden Horde. Hal ini menjadikan kesempatan bagi para Katolik Roma untuk menaklukkan daerah ini karena daerah ini tidak mau mengakui kepausan di Vatikan karena berbeda keyakinan.

Pada waktu itu, Alexander Nevsky dikucilkan oleh orang-orang kaya Novgorod akibat berbeda paham tentang tunduknya Novgorod terhadap Mongol. Namun mendengar ancaman Raja Swedia yang ingin menyerang Novgorod karena diming-imingi bantuan dan doa oleh Paus, Alexander Nevsky diminta untuk mempertahankan Novgorod dan hasilnya pasukan Swedia kalah.

Pada tahun 1242, pasukan besar dari kepausan Roma dan Ordo Teutonik(Ordo yang disiapkan untuk Perang Salib di Tanah Suci Jerussalem) bergabung untuk mennyerang Novgorod dan memaksa mereka untuk mengakui kepausan. Mendengar hal ini, orang-orang kaya Novgorod kembali meminta Alexander Nevsky untuk mengangkat senjata melawan invasi dari Barat ini. Alexander Nevsky kembali menyanggupi permintaan ini. Paus juga menganggap ini adalah perang Salib menyusul kefrustasian pihak Roma untuk menaklukkan Jerussalem.

Pasukan Alexander Nevsky, berkumpul di sekitaran Danau Peipus yang membeku yang membuatnya disebut pertempuran Es, kekuatan sebenarnya cukup berimbang namun pasukan Barat memakai baju zirah yang tebal, tidak seperti pasukan Alexander Nevsky.

Pasukan Alexander Nevsky berpura-pura lari ke Danau Beku namun ini adalah siasat. Ketika pasukan musuh sampai di Danau Beku ini, mereka dihujani oleh pemanah dan sergapan kavaleri. Banyak diantara mereka tewas, Retakan Danau Es juga mengakibatkan pasukan musuh terpeleset dan tenggelam diantara es-es yang mencair. Sisanya pasukan-pasukan Barat pada melarikan diri. Pasukan Alexander Nevsky memperoleh kemenangan.

Dampak dari kekalahan ini ialah moral Katolik Roma merosot dan sebaliknya moral Kristen Ortodox naik berkali-kali lipat. Pihak Barat akhirnya meminta supaya pasukan Nevsky tidak melanjutkan invasi ke Barat. Alexander Nevsky berpendapat bahwa ia hanya mempertahankan negerinya dan tidak berkeinginan melanjutkan invasi ke Barat. Diadakanlah kesepakatan bahwa pasukan Barat tidak akan menyerang Timur lagi.

Alexander Nevsky dianggap pahlawan oleh orang-orang Russia hingga kini karena berhasil menghentikan invasi Barat ke Timur dan menyelamatkan Kristen Ortodox hingga hari ini. Seandainya beliau gagal, Kristen Ortodox mungkin punah dan Russia mungkin tidak berdiri sebesar sekarang ini. Jika Kristen Ortodox berhasil dikalahkan, mungkin tidak akan ada Reformasi Gereja,

Pada Perang Dunia ke-2, ketika Jerman menginvasi Russia, nama Alexander Nevsky diangkat-angkat dan dipropagandakan oleh Uni Soviet untuk meningkatkan moral pasukan Uni Soviet yang bertempur karena beliau datang dari jaman sebelum kekaisaran Russia. Bahkan, Kantor-Kantor Pemerintah Russia memajang gambar beliau atas jasanya yang sangat besar untuk Russia modern ini.

Sedangakan Barat, sampai saat ini masih tidak bisa melupakan kekalahan memalukan ini dan sangat membenci kehadiran tokoh ini terutama bagi kalangan kepausan.

Demikian yang bisa saya sampaikan, semoga artikel kecil ini bermanfaat bagi kita semua. Mohon dimaafkan jika ada kesalahan. Kritik dan Saran kami terima. Terima kasih Wassamualaikum Wr.Wb


Selasa, 12 April 2016

Sejarah Asia Tenggara

BAB I
Pendahuluan

Wilayah Asia Tenggara memiliki jumlah penduduk yang cukup banyak dan mempunyai suku yang bermacam-macam juga. Karena wilayah ini bercampurnya dua kebudayaan besar yaitu India dan China. Wilayah ini terkenal dengan alamnya yang subur dan kekayaan alamnya yang luar biasa. Berbagai bangsa ingin sekali menaklukkan daerah ini dari mulai bangsa India, China, Mongol dan Eropa. Bertahun-tahun mereka berusaha menggapai wilayah ini dan mereka akhirnya berhasil menduduki wilayah-wilayah di kawasan ini dan membagi-baginya. Kalau penulis boleh bilang, Eropa maju seperti sekarang ini karena kekayaan dari kawasan ini, kalau seandainya mereka belum mencapai wilayah ini mungkin keadaan mereka jauh tertinggal dari kebudayaan Asia.
Penemuan wilayah Asia Tenggara juga tidak lepas dari jatuhnya kekaisaran Romawi Timur terakhir pada tahun 1453 oleh Sultan Mehmed II, sultan dari Kesultanan Turki Ottoman. Karena Kesultanan Turki Ottoman menguasai Laut Tengah yang merupakan sentral perdagangan 3 benua; Asia, Eropa dan Afrika maka Eropa memutuskan untuk mencari jalan sumber-sumber perdagangan itu sendiri dan membuat koloni-koloni untuk memperkuat negara asal mereka.
Wilayah Asia Tenggara selain melimpah SDA nya juga dikenal mempunyai iklim tropis karena dekat sekali dengan garis khatulistiwa khususnya negara kita, Indonesia. Karena wilayah Eropa begitu dingin maka banyak wisatawan asing berkunjung ke kawasan ini khususnya daerah pantai karena pantai di wilayah ini tidak dapat ditemukan suasananya seperti kebanyakan daerah-daerah di Eropa. 

Selasa, 01 Maret 2016

Mengapa Kita harus berterima kasih kepada AS dan Sekutu-sekutunya pada kemerdekaan Indonesia?

Assalamualaikum Wr. Wb.

Perang Dunia ke-2 sudah dimulai, Hitler sebagai pemimpin Nazi Jerman terus menyerang Polandia, dan membagi negara itu dengan Uni Soviet. Inggris dan Perancis pun menyatakan perang dengan segera.

Jerman kemudian menduduki Denmark, Norwegia serta Belanda. Hal inini memicu kepanikan di seantero Belanda bahkan ratu Juliana mengungsi ke Inggris. Sementara jajahan Belanda di Asia Tenggara yaitu Indonesia ditinggal dalam ketidakpastian.


Jepang bersama Italia dan Jerman telah menandatangani pakta 3 negara yang mengijinkan Jepang menduduki semua jajahan Sekutu di Asia Pasifik. Jepang pun mulai menyiapkan menyerang Pearl Harbour pada tanggal 7 Desember 1941. AS kalah telak karena tidak siap. Hal ini memicu keterlibatan AS dalam Perang Dunia II.


Setelah itu Jepang secara cepat menduduki Filipina, IndoChina, Myannmar, Malaysia, Singapura dan Indonesia. Di Filipina, tentara AS yang bertahan mati-matian, akhirnya tidak mampu bertahan dan kalah. Douglas MacArthur, pemimpin AS yang terkenal mengeluarkan kata " I will return".


Indonesia yang menjadi sasaran empuk akhirnya jatuh pada tahun 1942. Kedatangan Jepang disambut gembira karena dianggap mengalahkan Belanda, sang penjajah. Namun ternyata Jepang lebih kejam daripada Belanda. Rakyat Indonesia dijadikan pekerja paksa (romusha), wanitanya dijadikan pemuas nafsu tentara Jepang dan berbagai kekejaman lainnya.